BISMILLAH....

"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, lebih besar derjatnya disisi Allah, dan mereka itulah orang mendapat kemenangan. "_(at-Taubah : 20)

Selasa, 16 November 2010

SALAM 'EIDH ADHA..!!



Salam 'Eid Adha buat ikhwah akhwat sekalian...
Moga nilai pengorbanan utuh di jiwa dan diterjemah pada medan realiti...amin allahumma amin..

SELAMAT HARI RAYA EIDUL ADHA..
dari eljahsy dan keluarga buat usrah semua..

Ahad, 17 Oktober 2010

Menyamuderakan CINTA si PENCINTA...

Malam semakin larut, angin berbisik sayup-sayup terdengar di balik jendela yang sedikit terbuka. Menyelisik hati bersama hawa dingin yang diam-diam mengalir masuk. Dinginnya mampu menggigilkan tubuh perempuan yang mengintip rembulan dari sebalik gorden kamarnya. Ah, rembulan perak pun enggan memurnama. Padahal tinggal seselaput tipis untuk menjadikannya bulat seutuhnya. Laksana dekatnya bilangan hari yang akan menyampaikannya pada purnama agamanya.

Andaikan waktu itu benar-benar bisa dihentikan, ia berharap waktu itu terhenti saat sunyi ini. Menyendiri dalam ruang hampa waktu. Sejenak meninggalkan segala gundah galau yang selama ini membuat hatinya menceracau. Atau jika tidak, tak bisakah hari-hari itu mengurai dalam bilangan detik yang lebih panjang? Agar ia punya kesempatan bernafas lebih lepas. Membuang segala sesak yang telah lama menyeruak.

Malam ini tidak ada airmata yang menetes. Entah kenapa. Padahal ia ingin sekali membuang segala gundah bersama bulir-bulir permata indah itu. Biar jatuh. Biar luluh. Biar tidak selalu menggelayut dalam langit hatinya yang semakin rapuh. Atau mungkin airmata itu telah kering. Dalam bilangan bulan malam-malam yang telah berlalu. Entah berapa purnama yang telah ia lewati dengan isakan di setiap penghujung malamnya. Bukankah sangat wajar, jika airmata itu telah kering tanpa menyisa setitis embunnya?

Seorang perempuan biasa. Ia sedang terluka dalam sebuah episode bernama cinta. Yah, cinta yang tidak mempertemukannya dengan kekasihnya. Cinta yang mengajarinya tentang hakikat ‘menerima’. Cinta yang membuatnya sadar akan dirinya. Bahwa sungguh, hatinya ternyata tidak berada dalam genggamannya. Ia tidak bisa meminta hatinya untuk merasakan apa yang dipikirkan oleh akalnya. Sebanyak apapun doktrin dan pelegalan yang disusupkan oleh akalnya, ternyata begitu saja dimentahkan oleh hatinya.

‘Wahai hati, kenapa engkau tega membuatku terpuruk dalam derita luka ini?’ rintihnya malam ini bersama belaian mesra bayu segara, kering tanpa cinta.

Laksana perempuan lainnya, ia ingin mengabdikan diri dan hatinya seutuhnya untuk suaminya nanti. Tapi bayang-bayang lelaki dari masa lalu itu, selalu saja mengusik tidurnya. Kenapa ia yang selalu harus hadir dalam setiap mimpi dan lamunannya? Setiap kali ia hadir, setiap kali itu pula ia menghalaunya. Menggantinya dengan bayang lelaki yang dalam hitungan hari akan menjadi suaminya. Tapi sepersekian detik saja bayang itupun telah pudar. Wajah itu berganti dengan ia yang tak diingini.
Perempuan itu lelah. Sangat lelah. Hampir putus asa. Merasa dirinya benar-benar tidak berguna. Apakah surga masih diizinkan untuknya? Ia takut kelak akan mengkhianati suaminya. Karena rasa cinta yang tidak mampu ia berikan seutuhnya, separuhnya. Rasa khianat itu mulai menunas di hati dan jiwanya, perih.

Dalam sendu, perempuan itu bermunajat syahdu. Ada getar-getar pilu dalam sunyi kata merdu.

“Ya Rabb,, sungguh Engkau tahu betapa besar cintaku padaMu. Yang dengannya menjadikan aku begitu mencintai kedua ibu bapakku. Aku hanya ingin menjadi anak yang bisa berterimakasih kepada mereka. Dengan caraku. Yang tidak sehebat pengorbanan penghuni gua, yang mendahulukan orang tuanya di atas dirinya, istri, dan anak-anaknya. Tak seindah kisah Uwais Al Qarni yang baktinya kepada ibunya mampu membuat jenazahnya diperebutkan oleh malaikat untuk memandikan, mengafani, dan menguburkannya. Yang membuat doanya tidak akan pernah tertolak oleh RabbNya. Yang membuat namanya tidak terkemuka di bumi namun begitu dikenal di langitNya.
Lalu apakah aku akan lebih mementingkan rasa cintaku kepada manusia yang tidak seharusnya kulabuhkan cintaku kepadanya? Dan mencampakkan baktiku kepada kedua orang tuaku di bawah telapak kaki cinta? Bukankah jika begitu berarti aku juga telah mencampakkan surga yang berada di bawah telapak kakinya?”

Matanya mulai berembun. Tak kuasa ia menahan sesak dadanya, perih luka, dan pedih jiwa.

“Tidak, Ya Rabb.. Aku mencintaiMu.. Dan dengannya aku mencintai Bapak Ibuku.. Dan untuk mendapatkan Ridha keduanya. Ya Rahman, aku rela jika sepanjang usiaku aku harus hidup dalam kesakitan. Jalan inilah yang aku pilih untuk membuktikan besarnya cintaku padaMu. Aku tidak akan menyerahkan diriku untuk menghamba pada cinta yang selain atasMu. Ya Rabbiy Mudahkan.. Kuatkan.. Teguhkan.. Kokohkan.. Hati dan kaki ini untuk meretas cinta di atas jalanMu, sebagaimana para pejuang cinta terdahulu, yang tidak sedikit pun mengubah janjinya hingga datang kepastian itu.”

Membanjir juga air matanya, meleleh bersama dingin malam. Dalam dekapan gulita yang semakin mendekati akhirnya. Kesadaran itu menjalari hatinya. Dan membuka kait-kaitnya yang selama ini tertutup, terkunci atas pemasungan kesadaran yang diatasnamakan cinta. ia tau ia salah, memberi harapan akan sesuatu yang belum pasti dapat ia berikan. Lelaki itu salah, keegoisan cintanya membuatnya merasa benar atas semua tindakannya. Mereka berdualah yang salah. Dan tidak sepantasnya mengambinghitamkan pihak atau hal lain untuk mendapatkan pembenaran. Tidak pula cinta.

Karena cinta itu tidak salah. Tidak pernah salah! Dan tidak akan salah! Perasaan sayangnya itu adalah tetap sebuah anugerah, yang dititipkan Allah agar ia merasainya. Agar hatinya peka dengannya. Agar ia bisa melihat, mendengar, meraba tanpa mata, telinga, dan tangannya. Agar ia bisa melihat, mendengar, dan meraba dengan hatinya, dengan jiwanya.

Ya, cinta mereka tidaklah salah. Tapi ‘ekspektasi memiliki’ yang tanpa sengaja mereka tumbuhkan dan akhirnya mengakar dengan begitu kuatnya itulah yang salah. Bukanlah cinta yang menyebabkan mereka merasai sakit seperti saat ini. Tapi ekspektasi memiliki yang tidak sampai itulah yang dengan sebegitu dahsyatnya telah memporakporandakan hati. Karena bukankah cinta itu membebaskan, mencerahkan, dan menenangkan? Sedangkan ekspektasi memiliki itu membelenggu, meredupkan, dan meresahkan.

Tiba-tiba muncul pertanyaan dalam hatinya. Benarkah lelaki itu mencintainya dengan setulusnya? Bukankah mencintai itu berarti berjuang untuk memberikan kebahagiaan kepada kekasih yang dicintainya? Mencintai apa yang menjadi kecintaannya? Lalu mengapa selama ini lelaki itu masih tidak bisa terima dengan keputusannya? Keputusan yang ia ambil dengan sadar jaga. Keputusan yang menyakitkan. Namun, keputusan itulah yang paling menenangkan hatinya. Keputusan yang ia anggap paling baik untuk semuanya.

Tidak tahukah lelaki itu, selama ia masih menggugat keputusan itu dan mencari-cari pihak untuk disalahkan, sungguh sebenarnya ia telah menyakiti hati perempuan itu lebih dalam. Semakin lelaki itu tidak terima, semakin dalam dan sakit pulalah goresan yang ia ukirkan di hati perempuan yang katanya ia cintai dengan segenap jiwa. Atau apakah memang lelaki itu mengharapkan agar ia merasai sakit itu? Sakit yang mencerabut ketenangan dan kebahagiaan dalam hatinya. Sakit yang jauh lebih pedih dari goresan pisau yang diiriskan di jarinya. Perih. Pedih. Sakit. Sakit sekali..

Tanpa tambahan rasa sakit karena laku lelaki itu, sungguh ia pun telah merasakan kepedihan yang sangat. Kepedihan karena tidak bisa bersanding dengan seseorang yang dicintainya. Seseorang yang telah ia bayangkan dipertemukan dalam singgasana cinta. Seseorang yang dalam mimpinya akan menjadi ayah dari anak-anaknya dan imam dalam kehidupannya. Kesakitan itupun masih harus ditambah pula, ketika ia harus merelakan dirinya hidup bersama dengan seseorang yang hingga saat ini belum bisa ia berikan sedikit saja cintanya. Tidak cukupkah segala kepedihan yang ia rasakan sekarang sebagai penebus dosa masa lalunya?

“Wahai lelaki yang kucintai, tidak cukupkah rasa pedih yang kutanggung saat ini? Rasa pedih yang mungkin jauh.. jauh.. lebih pedih dari kepedihan yang kau tanggung karena janji yang tak terjawantah? Tapi jika kau memang merasa ini semua belum cukup, maka silakan lakukan apa yang kau anggap benar untuk dilakukan. Teruslah kau sayatkan luka-luka itu di hatiku. Sedalam-dalamnya. Aku ikhlas menerima. Jika itu membuatmu bahagia. Tancapkanlah terus. Hingga aku tak mampu merasai rasa sakit lagi. Hingga aku mati dari rasa sakit yang kau sayatkan bertubi-tubi.”

Andaikan lelaki itu mau sedikit saja menurunkan keegoisan dalam cintanya, maka itu akan sangat berarti untuknya. Itu akan menggugurkan separuh lebih beban berat dan rasa sakit yang selama berbulan-bulan ini ditanggungnya. Mereka akan bersama-sama belajar untuk menyamuderakan cinta yang ada di hatinya dan melepas rantai-rantai belenggu ketakutan yang bisa jadi merupakan tipu daya syaitan yang akan menjauhkan mereka dari surga, ridha, dan cintaNya.

Walaupun ia tahu itu sangatlah sulit, tapi ia yakin. Jika keimanannya benar, hal itu bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Jika niat dan tujuannya hanya untukNya, maka ia yakin Allah pasti akan memudahkan jalannya sampai ke sana. Sebanyak apapun hambatannya.
Selama ini, mungkin cintanya baru sebesar dan sepanjang Nil, dan sudah begitu saja habis diberikan kepada lelaki yang dicintainya itu. Untuk mengurangi bagian cinta itu, ia tidak mampu. Lalu apa yang nanti akan diberikan untuk suaminya? Maka, sudah sewajarnya jika ia mulai belajar untuk menyamuderakan cintanya. Sehingga cinta itu tidak akan habis jika pun harus dibagi-bagikan kepada semua makhluk di penjuru mata dunia. Tanpa mengurangi porsi masing-masingnya. Tanpa zhalim kepada seorang di antaranya. Cintanya untuk lelaki itu dalam hatinya masih akan sebesar dan sepanjang sungai Nil atau bahkan bertambah lebih dari itu. Namun, ketika cintanya sudah menyamudera, maka ia tidak perlu bingung seberapa besar ia membagi cinta kepada suaminya. Karena ia bisa memberikan suaminya cinta seluas samudera segala segara. Cinta yang lebih besar dari cintanya kepada lelaki itu. Cinta yang sesuai dengan porsinya, tanpa harus mengurangi hak salah satunya. Lalu bisakah ia?

Menyamuderakan cinta. Tak hanya itu. Mereka berdua pun perlu belajar untuk melepaskan belenggu-belenggu ketakutan yang dibisikkan syaitan padanya. Menghindari prasangka-prasangka yang membuat mereka pesimis menghadapi masa depan. Syaitan telah menakut-nakuti mereka dengan ketakutan yang belum tentu akan mereka dapatkan. Menakuti mereka bahwa mereka akan mati jika tidak bisa saling membersamai. Mereka tidak akan pernah bahagia jika tidak bersanding di singgasana cinta. Tidak akan bisa mencintai suami atau istrinya kelak tanpa bayang-bayang cinta masa lalunya. Begitukah? Tidakkah itu hanya prasangka-prasangka yang dihembuskan syaitan untuk menghilangkan makna syukur, sabar, dan tawakal dalam hati mereka? Jika mereka punya niat yang benar, maka bisa saja dalam hitungan detik setelah melihat istri atau suaminya kelak, maka cinta yang begitu meluap dianugerahkan Allah untuknya? Sungguh, siapa yang tahu? Namun, Allah Maha Tahu..

Perempuan itu tersenyum. Bersama semburat merah fajar di kaki langit, pertanda hari telah berada dalam bilangan yang berbeda, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia akan membuang semua ketakutan-ketakutan itu. Dan ia akan menjalani apa yang telah ia putuskan dengan rasa sabar, syukur, dan tawakal. Walaupun sekarang rasa cinta itu masih menjadi milik lelaki itu seutuhnya, namun ia akan membuka hatinya selebar-lebarnya untuk suaminya. Ia akan belajar mencintai lelaki itu. Bagaimanapun sulitnya. Ia yakin akan janji Allah, bahwa ia akan menunjukkan jalan bagi orang-orang yang berjalan menujuNya. Ia yakin itu. Ia pegang janji itu. Harapnya, lelaki itupun begitu…

“Dengan asma Allah, Ya Rabb, inilah atsar-atsar yang akan kuukirkan sebagai pembuktian cintaku padaMu.. Dan semoga aku tidak akan berbelok sedikit pun dari janjiku.. Sampai kaki ini menapak lelah di jannahMu…”


_bismillah, artikel ehsan semata2 dr dakwatuna.com..

sekadar perkongsian bersama..

Selasa, 10 Ogos 2010

RAMADHAN... program TUHAN.!!



Alhamdulillah, selamat sudah sampai UM. entah knp, salama safar dr serdang td lg, hati bnyk tersenyum + ketidakpercayaan bahawa nafas hari ana pg td adalah dalam kunjungan RAMADHAN.iya hari ini 1 RAMADHAN.... ya Allah!! Ramadhan datang lagi? sakit dada dek sebak tatkala Allah beri lg peluang bernafas lg di dlm trbiyah bulan mulia ini. subhanallah walhamdalah...

Bertemankn kesetiaan selaku 'tolibul 'ilmi', sisa2 pengajian menjadi wajib untuk disudahi. bukanlah senang demi memahami silibus2 pengajian yang kekadang rumit lagi perit akal untuk memahaminya, namun itulah perjalanan musafir sementara masih ada izinNya untuk menjadi perenggut ilmu Allah dunia akhirat. bi'iznillah....sementelah masa sebelum azannya zuhur, sengaja jemari menghajati untuk bertinta sedikit yang tidaklah banyak untuk memenuhi kehendak hati yang asyik mendesak u menghamburkan perihal NAFSU KALA RAMADHAN...


(semata2 gambar hiasan, hu asif dik..)

isshh..!!! cerita pasal nafsu, rasanya akhwat2ku fillah pantas mengerti bakal cerita yg bisa relevan menjadi taujih untuk kita sebagai saham tarbiyah fardhiah di kalam rohani. santapan iman...

Untuk kita mendidik nafsu, payah sekali. Jarang kita ambil berat pada nafsu kita. Kita tidak peduli pun. Bahkan kita selalunya mengikut sahaja nafsu kita.

Kerana itulah kita selalu terbuat dosa. Kerana itulah kita selalu melanggar perintah Tuhan. Walhal, Tuhan sudah memberitahu di dalam Al-Quran, nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan.

Lebih berat daripada itu, Tuhan mengingatkan kita,
“Tidakkah kamu lihat orang-orang yang mengambil nafsu sebagai Tuhan mereka”.
Maksudnya, pada sesetengah orang, nafsu sudah jadi Tuhan mereka. Mereka bertuhankan nafsu dan mengikut apa sahaja telunjuk nafsu. Datangnya Ramadhan adalah program Tuhan untuk mendidik nafsu kita. Itulah kasih sayang Tuhan kepada kita. Seolah-olah Tuhan paksa kita melalui Ramadhan ini supaya kita baikkan nafsu kita.


Kita berpuasa supaya nafsu kita terdidik seterusnya menjadi orang bertaqwa. Itulah yang Tuhan kehendaki,
“...kamu berpuasa moga-moga kamu menjadi orang bertaqwa”

Namun, semuanya atas kita. Untuk melalui Ramadhan ini, kenalah bersungguh-sungguh. Kalau tak bersungguh, program Tuhan ini berlalu begitu sahaja. Program Tuhan ini tak akan mendatangkan hasil untuk kita. Takut-takut kita menjadi orang yang merosakkan program Tuhan. Maksud bersungguh itu ialah sungguh-sungguh melawan nafsu. Inilah yang dikatakan mujahadah. Bukan sahaja nafsu makan minum yang perlu dilawan pada waktu berpuasa. Tetapi nafsu yang melibatkan anggota lahir seperti mulut, tangan, kaki, telinga dan mata.

Bila nafsu kita jahat, dia gunakan anggota badan kita untuk buat perkara yang berlawan dengan kehendak Tuhan. Kenalah kita sungguh-sungguh menahan anggota badan ini daripada membuat jahat. Mulut sebagai contoh, yang mengeluarkan kata-kata; jangan dibiarkan menyakiti hati orang lain. Tahan ia daripada terus-terusan mengumpat dan memfitnah. Tangan pula, usahakan tidak mengambil harta orang lain tanpa kebenaran.

Begitulah seterusnya untuk anggota-anggota lain. Jadi, bila nafsu itu dapat kita lawan sungguh-sungguh di bulan Ramadhan ini, barulah progam Tuhan itu dapat berlaku pada kita. Barulah nanti kita akan jadi “orang baru” di penghujung Ramadhan. Itulah ertinya “aidilfitri” kepada kita. Kerana aidil fitri itu bermaksud kembali kepada fitrah. Bila nafsu sudah terdidik, fitrah jadi bersih. Fitrah kita akan kembali kepada asal sepertimana bayi baru lahir yang bersih fitrahnya. Inilah tuntutan Ramadhan. Inilah yang sebenarnya harus kita fahami dalam puasa kita. Jika tidak, kita sekadar membenarkan kata-kata Rasulullah, betapa ramai orang yang berpuasa, tetapi sekadar mendapat lapar dan dahaga. Sekian.

(ehsan taujih dari sedikit coretnya_http://abihaiqal.blogspot.com)

Selasa, 3 Ogos 2010

mehnah wa tribulasi..


HAND MOUTH DESEASE.?? erk apa tu?"

"ok, sebenarnya sakit ni kebanyakan yg terkena jgkitan adalah kanak2. and usually it due and cause by environment around us. kiranya awak ni kalangan yg terkena jgkitan lah, jarang orang dewasa terkena tp tak bermakna orang dewasa selamat dari penyakit ni."

terdiam diri ni sebaik menerima ziarah sakit dari perkhabaran doktor. sudahlah baru beberapa hari kebah dari demam panas dek jatuh tangga. tak sampai bebrapa hari dari kebahnya demam, sakit lain dah pun tunggu nak 'attack' jasad yang sedia lemah ni.

'syafakilah hati, syafakillah jasad.!' suara hati memujuk. sabar, emosi pun dah tunggu nak meletup aja ni, aduhai sabar2.

iya, ini sebahagian cuma dari plot cerita ana buat beberapa hari sudah.
HAND-MOUTH DESEASE? padanlah bintik2 merah di tapak tangan dan tapak kaki terasa lain macam sakitnya, sampaikn akhwat fillah mengandaikn campak (na'uzubillah). dan padanlah jua hati ni beriya sangat utk pulang menatap wajah mak.
beberapa hari sebelum menerima kaffarah ini, ntah mgpa ana kerap bermain dgn emosi, pantang terasa, nangis hingga sedu sedan, astaghfirullah. jua ntah mgpa, hati ini kerap bermonolog memujuk diri dgn madah alhikam agr muara hati tsabat pd Allah, tapi kenapa terasa keseorangan kian meyeksa nafas hingga menyesakkannya yang akhirnya menatijahkan ketidak selesaan.

akhwat fillahku, pemilik khaulah. tempat ku muntahkan semuanya rasa hati dari emosi ni. nangis persis anak kecil di hadapannya, aduhai. masyaAllah rasa malu dek tangisan ini padanya, namun inilah kesempatannya. kesempatan untuk menggunakan seorang sahabat sebagaimna terkalam dari firman2 Allah perihal indahnya ukhuwah itu.

'ukhti khaulah, ana menyayangimu bukan kerana setia telingamu mendengar rintihanku, tapi kerana daku terhibur dalm esakku dgn kasih ukhuwahmu dari didikan ayatul furqan.jazakillah hubb'

lantas esok harinya, hati memutuskn untuk pulang. itulah y terbaik. subhanallah rupanya mak kebetulan berada berhampiran, Allah perancang terhebat. dimudahkan urusan ibunda utk mengmbil anak cintanya ini dan mudahnya urusanku untuk menemuinya. elok shj pulang, bintik2 merah terus naik hinga sekian jari jemari, subhanallah sakitnya. kaki juga terpaksa ana paksa diri untuk gagah di seret sana/i. tumpah air mata mak dan pilu sebak hati ini terlihat air matanya. aduh berdosa sungguh ana merasa lntas bikin hati ibu tua ini kesusahan. sakit bgni, hati banyak menginsafi dosa yang banyak tak terkira.


"

"Tangisan seorang pendosa lebih ALLAH cintai daripada tasbih para wali" sabda Nabi Muhammad s.a.w. ............. hati tersenyum memuji Allah.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu ,pada hal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui."
_(Al- Baqarah:216)

hebat sekali pujukan dari Nya ini, hatta mehnah dan tribulasi bagaikn pujukan meminta hati berlapang dada pada sang Khalik.

akhwat2 filah, bukanlah beriya2 jemari ini bertinta menyusun plot kisah tarbiyah ku, tapi teringin sekali ana memenuhi hajat hati untuk berkongsi.. bahkan sememangnya ana sangat inginkn perkongsian demi mengosongkan ruang hati ini dari saratnya wadah yang bisa membawa kepada futur yg ana sangat takuti. masakan tidak, hati pernah terlintas dan keluh kesah dek segala hujanan tarbiyah dari Allah (na'uzubillah). letih dan tiada seri maya yang sepatutnya menjadi penghias di wajah seorang yang pernah bercita2 untuk menjadi serikandi perisai Nabi, ALLAHUAKBAR..

tatkala sedang menerima kunjungan HAND-MOUTH DESEASE ini, ana berehat + mencari sakinah di baitil. alhmdulillah, jasad ini ditatang penuh minyak dari mak. lnsung u mengambil air, tidak diizinknnya, sebak hati ni. namun itulah jua akn dilakukan mana2 pun ibunda kita semua.
sementelah dalm kondisi kerehatan, nyata Allah selalu menemani dgn iringan doa yang dimakbulkan. ykni kerajinan utk beristiqamah dgn kitab tafsir pemberian ukhti cinta, serta dimudahkan kemesraan jalinan ukhuwah dgn semua akhwat fillah. ibu n abah juga senantiasa tidak lupa pada kakak ini, senantiasa juga khbr dari kasihmu ibu tidak putus pada kakak, sayang ibu dan ummu iman lillahi.

selang esok hari, subhanallah akhwat fillah hajat utk ziarah, ternyata di rumah Allah merancang cantik susunan jadual buat ana, agr jauhi dari kelalaian. terlihat seri wajah akhwat2 yng menziarah, nyata 1 asbab kpd kesembuhan jasad ni. jazakumullahu katsir sayangku fillah.

ada sahaja kiriman sms yang diutus pada ana sebagai doa yang akan terakam indah dalam hati selamanya.
syukur, mehnah tribulasi. ASBAB kepada musafir da'wah yang tsabat perlu kpd ke'istiqamahan. berlapang dada, dan berprasangka pada Ilahi kunci solusi kpd emosi yg sarat ini. solusi kepada permasalah ummat, usrah, baiti jannati wa bait al muslim dan sebagainya yang bersarang tebal dalam ruangan hati.

menah jua tribulasi, tidak hanya sekali menziarahi kita wahai akhwat fillah sekalian, malahan siap siaga lah krn ia bakal datang lagi. barangkali beserta ujian yg lebih hebat, wallah'alm.

Diriwayatkan dr Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, bhw Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Apabila Allah menghendaki kebaikan ke atas seseorang, Dia akan mengujinya dgn kesulitan.."

wallah'alam bis sawab.
yang baik nyata tsabat dari Allah, dan yang salah silap hanya dari ana, penulis serba dhaif serta srikandi naif di jalan Allah. namun dari dhaif dan naif, semoga lahir ibadah yang tawadhu' demi syi'ar Islami, ALLAHUAKBAR!!




Isnin, 11 Januari 2010

LA TAHZAN....!! ada apa dgn air mata?



Wahai mataku yang menangis...
Mungkin tika ini kau sedang bahagia, mungkin juga kau sedang berduka. Apapun situasimu, air mata yang menggenangi kelopak matamu lalu mengalir ke pipi ialah anugerah Allah yang tidak terhingga. Ia mampu membuang racun ditubuhmu kemudian disusuli ketenangan jiwa. Bersyukurlah padaNya kerana hingga saat ini kau masih mampu menangis.bersyukurlah.....

hairan tatkala diri ini ini melihat ada sklian insan memandang jernihnya air mata yg mengalir adalah 1 kelemahan, allah'alam..

sedang hati sedih ini serta kesedihan seisi alam bisa dibahagiakn kembali dengan air mata jua, terlintas di benak diri akn terakam mulia sebuah air mata dr firman Allah

"Dan mereka menyungkur (sujud) di atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk." (Surah al-Isra': 109)

"Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud sambil menangis." (Surah Maryam: 58)



Kenapa rasa ingin menangis..? lemahkah jkalau menangis itu?



maka ada apa sebenarnya dgn air mata kalian itu? tidakkah dapat dtemui sebuah damai di situ?iya benar, harus jgn lama2 dgn kebasahan dr air mata yg mengalir, mudah nafsu itu menjadi makanan yg sedap oleh syaitan(na'uzubillah)....

pagi ini, masih terasa dinginnya oleh ana..sejuk hingga kebas terasa jemari ini..langkah dibuka pnuh kibar demi ilmu talaqi sbntr nti..namun sapaanku pagi ini AIR MATA rupanya..hampir sejam mananti sambil istighfar tnpa henti sebagai pemujuk kalam, sebak pula kian mghimpit menyesakkan lg nafas yg sediakala sempit.

bismillah, itulah lafazku lg u mengorak langkah mengerah keringat u menyelesaikn permasalahn yang diri sendiri buntu apakah yg bernama masalah ini..masyaAllah, diri pula dimarahi dengan suara2 pegawai, apakh salah bertanya? kata ayah, ubat kejahilan itu adalah bertanya...subhanallah sabarlah diri, bangun utuhkanlah jiwamu kembali, jagn lemah...

'LA TAHZAN ukhti...!!!!!!!!!' puas pula terasa mskipun suara batin yg menjerit..
alhamdulillah, setidaknya jeritan kalam bisa mjadi wadah terbaik buat merawat qalbu...
Tangisan bukan keaiban tapi satu keperluan. Samada kau lelaki atau wanita, kau perlu pada tangisan. Ia menjernihkan kornea dan menajamkan penglihatan. Ia meringankan ketenangan jiwa. Ia mengungkapkan kesedihan lalu merungkai beban yang tersimpan.
bezanya, bagaimana harus kita cari iman ini dgn air mata? insyaAllah, psti dapat dicari bukan?amin.....

1 message receive
"adik sayang, tenangkan diri dgn dhuha ya...biarkan air mata itu mengalir..luahkan apa yang terbuku di dada itu, moga hati lebih tenang selepasnya..."

masyaAllah, hadir kiriman murabbiah penyejuk rasa, huk2 jazakillah habibati..

deringn telefon, masyaAllah ibu pula, " kakak nangislah syg, luahkah pd Allah..Allah pandang usaha kita kn? jadi kakak teruskanlah berusaha ya, biar nti natijahnya Allah jadikan sbg rahsia terindah....."

1 message receive
"rohan boleh dhuha, jkalau tdk boleh bacakan zikir ya.....sabar, rohan kuat.."

aduhai kak long habibati, jazakillah..

lihatlah kalian, bersatu kesemua hati di jalan Allah lnts bersatu semua suara pjuang2 ini yg sguh nyata 'alert' a.k.a peka dgn rasa hati srta emosi seorang saudaranya...bahkan hati ini bisa jadi har=ti mereka jg, masyaAllah akhwat2 pjuang srikandi nabi...
jazakumullahu khair habbati fillah, mwar2 Islam..
trus, tgis ini sekali lg merakam saat indah bersama mereka, mematerikan ikatan fillah menyanjungi Allah, hati kmbali mnsyukuriNYA krn msh berupaya merasai izzahnya air mata..
iya, kepada apa atau siapa pun yg mnjadi asbab kpd tangisan diri ini, padanya diri mgucapkn trima kasihku krn iman terasa terisi (top up)...jazakumullah wa barakallah...

akhwat-akhwat fillah sayang...
Sesungguhnya tangisan kerana Allah ketika gembira atau derita ialah ubat mujarab untuk mencari ketenangan hidup. Dengarilah pesanan Rasulullah s.a.w. dalam menyampaikan kalam Yang Esa,
"Aku haramkan neraka kepada mata yang selalu menangis kerana takut pada Allah." (Riwayat Ahmad dan an-Nasa'i)

Isnin, 4 Januari 2010

who speaks 4 ISLAM...?




.................."YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU HUKUM KAMI JIKA KAMI LUPA ATAU KAMI MELAKUKAN KESALAHAN. YA TUHAM KAMI, JANGANLAH ENGKAU BEBANI KAMI DENGAN BEBAN YG BERAT SEBAGAIMANA ENGKAU BEBANKAN KEPADA ORANG-ORANG SEBELUM KAMI. YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU PIKULKAN KAMI APA YG TIDAK SANGGUP KAMI MEMIKULNYA..MAAFKANLAH KAMI, AMPUNILAH KAMI, DAN RAHMATILAH KAMI. ENGKAULAH PELINDUNG KAMI, MAKA TOLONGLAH KAMI MENGHADAPI ORANG-ORANG KAFIR..." (2 : 286)

salam'alaik sahabh sahibah, akhwat2 tunas acuan Islam, srta para pembaca budiman...mudahan kalian masih melafazakn kalam basmallah srta syukur tiada peri krn ats kehendakNYA, masih lg roh dipikul jasad..
melaungkan asmaulNYA, berzikir di segenap ruang maya alam Allah ini..amin.

MASYAALLAH, SUBHANALLAH dan ALHAMDALAH, itulah lafaz d bibir ana sdari awal mnitipkan jemari mncipta wrkah ini..iyalah, dek keributan urusan dunia, da'wah di halaman blog kian 'terabai'..(ampunilah hamba ya Allah akn kealpaan ku...)..masakan tidak, urusan semakin mencuri keseluruhan masa-masa yg dimiliki, erm tapi bukanlah alasan, asalkn diri thabat trusan menabalkan cinta buat Ilahi, hatta jiwa raga pasti 'alim mengatur masa demi mcari sa'adah dr liqa' dgn Allah..

sunguh, betapa emosi dijentik dr sebak kerana biarpun seketika jua biarpun beberapa hari cuma, namun terasa berdosa lntrn iman kian luluh, tiada semangat di hati dari gencar da'wah, tiada jg keriangan dr laungan jihad pd Allah, hanya kerana urusan dunia yg bertamu, masyaALLAH... sedangkn hati inilah yg pernah berikrar pd ALLAH utk trus bsuara dmi HAQ nya Islam.
lantas, segar di pundak ingatan ini akan bicara dr seorang sahibah akhwat fillah........

"ukhti, ntah mgpa ana jd takut, ntah mgpa ana rsakan bersalah pd Kekasih Agung kita..iyalah, kita katakan diri selaku penyeru, nmun apkh tugas itu benar-benar sedang kita hayati.. who speaks 4 ISLAM actually, ukhti? relevannya psoalan ini buat kita kn? subhanallah, trimalah lgkh kaki kami di jalanMU ya Allah...trimalah taubat kami, kami memahami agama suci ini, igin trus kami sampaikan kebenaran agama kami pd skalian penghuni bumi ini, iya inilah jua dunia sekarang,yang penuh dengan kekeliruan dan jauh daripada penghayatan Islam sebenar. Masing-masing menggunakan agama sebagai pasport untuk membuat kebaikan daripada kaca mata mereka sendiri bukannya apa yang telah digariskan oleh Allah Taala dan Rasul. ya ILAHI, ampunilah kami..."

subhanallah, pujukan dr pengkisahan al-baqarah ayat 286, benar2 satu keasyikan yg mghiburkn emosi, benarlah, ALLAH tidak akn sskali memberi kesusahan/ujian melainkan dgn kesanggupannya.insyaALLAH...

hampir sekian lamanya jemari ini 'menyisihkan' diri sketika dr tariannya d paparan lantai keyboard, masyaALLAH sesaat dpt menukilkan wrkah mengisahkan rasa hati terasa bahagia tiada peri...betapa akhirnya luahan hati semahunya ingin dimuntahkan smua, almaklum penulis juga tersangat merindui samarahnya pd kalian semua.

laungan suara batin harus pantas dilaksanakn demi jnji ikrar pd ALLAH azza wajalla...speaks 4 Islam..iya harus juga thabat dimuarakan di medan jihad waimmah berbagai kasih Allah menziarah.suka duka, tangis sedan, sebak membungkam kala bernafas di sepanjang tahun 2009 udah pun menjadi lipatan sejarah...
namun hakikatnya dari tangis, sebak akhirnya hadir senyuman, ketawa bahagia dan izzahnya dari damai kehidupan yg telahpun berlalu.
semangat harus menjadi tekad semula, roh Islam harus setia mjdi pencarian dr musafir yg sementara cuma...

biarpun tiada lg ayah, nmun semnagatny bersama.. iya, penlis udah kehilangan ayah seminggu sebelum eidul adha, subhanallah perit tiada terucap dek kata2..melihat adik-beradik yg ternyata berusaha menzahirkan ketabahn dr sisi masing2...sedaya upaya mencipta senyuman di wajah bonda kami, aduhai mak...

'la yukallifullahu nafsan illa 'us'aha'
(tidak akn diuji pd sklian insan melainkan dgn kesanggupannya)....

lantaran kesanggupan inilah ALLAH hadirkan ujian dgn mengambil semula hakNYA ykni ayah tercinta..
masyaALLAH, kronologi perjalanan arwah ayah menemui Tuhan ternyata menerima kasihNYA, mudahnya....masih segar di khalbu penulis akn wanginya bilik saat arwah dibaringkan di situ..tangan ini jualah yg menyelak helaian nipis yg menutupi wajah demi diperlihatkan pd sekalian tetamu yg ramai, ayah kian mhadiahi senyuman buat mereka..
'ya Allah, redhakanlah hati hamba mnrima pemergiannya, msih lg terbayang saat bibir ini mncium kepalanya, subahanallah AL-FATIHAH'.............

wahai pembaca budiman, mohon agr m'iringi penulis dr doa solehah kalian, agr jasad ini msh setia utk terus bersuara demi ISLAM...ingin tabah dr semua ini, biar lemah lutut, nmun hati tidak, penulis ingin menggapai tgn kalian u terus di barisan srikandi...amin..