BISMILLAH....

"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, lebih besar derjatnya disisi Allah, dan mereka itulah orang mendapat kemenangan. "_(at-Taubah : 20)

Rabu, 28 Mac 2012

CINTAMU DUHAI SALMAN AL FARISI...

" duhai kekasih Allah, duhai pencinta Nabi,
Agungnya hatimu sang pendatang murni,
Membawa bingkisan hati ,
Sarat hajatnya,
Demi mngkhitbah mukminah cintamu...
Dikau muarakan pada saudara Abu Darda, tergalas dia pembawa khitbahmu,
Namun aturan Allah..
Penentu damba cinta darimu,
Buat Agung Rabbi..
Dalam tartil, dikau raikan cinta mukminah mu,
Pada pembawa khitbahmu..
Nian mahabbah itu, milik laki-laki seperti kau...
SALMAN AL FARISI...."

Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Ansar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi solehah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilihan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sihat. Dan pilihan menurut perasaan yang halus, juga roh yang suci.

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempat tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupanya yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untukknya dalam khitbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada sahabat Ansar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda'.

"Subhanallah...wal hamdulillah..." girang Abu Darda' mendengarnya.
Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua sahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang solehah lagi bertaqwa.

"Saya adalah Abu Darda', dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah saw, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar puteri anda untuk dipersuntingnya,", fasih Darda' dala loghat Bani Najjar yang paling murni.

"Adalah kehormatan bagi kami." ucap tuan rumah, "Menerima anda berdua, sahabt Rasulullah yang paling mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang sahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi, hak jawap ini sepenuhnya saya serahkan kepada puteri kami,"

Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

"Maafkan kami atas keterus-terangan ini" kata suara lembut itu. Ternyata sang ibi yang bicara mewakili puterinya.
" Tetapi kerana anda yang datang, maka denga mengharap redha Allah, saya menjawab bahawa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda' kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawapan mengiyakan."

Jelas sudah. Keterus-terangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya.! Itu mengejutkan dan ironis.
Tapi saya juga mengatakan indah kerana satu alasan, REAKSI SALMAN.

Bayangkan sebuah perasaan, di ana cinta dan persaudaraan bergelojak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesedaran, bahawa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya.
Mari kita dengar ia bicara....

"Allahu Akbar!". seru Salman. " Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda', dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!"

Cinta tidak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesedarantinggi di tengah perasaan yang berkecamuk rumit, malu, sedih, kecewa, merasa salah memilih pengantar- untuk tidak mengatakan 'merasa dikhianati'- merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tidak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar dari kisah Salman. Tentang sebuah kesedaran yang kadangkala harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.

" Bila datang seorang lelaki yang telah kamu redhai agama dan akhlaknya, hendaklah kamu nikahkan dia, kerana kalau engkau tidak mahu menikahkannya, nescaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerosakan yang meluas."
(Riwayat Tirmidzi dan Ahmad)

p/s~ Allah Akbar!!






Jumaat, 16 Mac 2012

SPIRIT ITU...!!!


'Allah, cantiknya awan ini..mendung tapi cantik sekali....sekali lagi bisa terlihat suasana mendamaikan ini.Allah.... sampai kapan pun, mohon tersangat agar diperlihatkan lagi lukisan alamMu ini..'

"maka nikmat TuhanMu yang manakah kau dustakan..." (arRahman)" , berulang kali ayat Allah ini bisa dilihat dalam surah yang sama...

subhanallah, sedetik tersedar pula diri ini, khusyuk dalam lamunan. tersenyum usai itu, 'xmgpa, lamun ku membawa hati safar menuju Ilahi' ( safar al qalb ila al mahbub)..hati kecil monolog..

alhamdalah, sebentar tadi baru selesai kuliah Mislihie Quraniy di API UM ( akademi pengajian Islam). takjub, seawal jam 8 pagi, ternyata teguhnya hati2 pelajar yang sampai ke kuliah, tiada yang lewat seingat ana. selesai mengajar, betapa hati ribut2 untuk menemui anak2 usrah pula di kediaman pertama, rindu membungkam. rencananya untuk laksanakan ziarah sambil istirahat. subhanallah bercakap tentang rehat, betapa jasad milik diri ini dalam kondisi dhaif. tiada cukup kerehatannya, itulah asbab kepada pening ana dalam beberapa hari ini. padanlah selalu diurut dan dilurut, menjamah segala urat leher yang nyata lelah sekali, Allah yashfiniey sakitnya..
Allah, bukankah jasad ini antara amanah mustahak buat diri sendiri.
"ukhti fillah, srikandi jahsy. enti kah itu? ya nabi, lamanya tak ketemu.."

erk, tergamam sekejap...siapa pula tetiba?
lalu seraya menoleh belakang, Allah terpana diri ini..ustazah solehah FS menyapa ana dari belakang. susuk tubuh beliau ternyata tiada pernah berubah saat kali pertama bersua..

"kefhalukil yaum dik? rindunya enti..akak memang ada dengar2 enti tutor di sini, tapi belum pernah lagi ketemu dgnmu di sini.. lembayung saja sama, tapi payah ya untuk bertemu.cantiknya urusan Allah menemukan liqa' sebegini..enti dengan siapa ni? dah usai mengajar?so macam mana semuanya? ok?..........................."

'masyaAllah banyaknya soalan..terkedu pun masih terasa' hati ngomel..

seraya ana tersenyum sahaja..menatap wajah bersih itu.

"alhamdalah ana bilkhair ustzh..syukralakum.ehe akak ni sokmo begini, lansung ana ditubi2 dengan soalan..masih terpana ni tau? almaklum, jumpa ustazah famous..
iya alhamdalah, kuliahnya dah selesai..dan keseorangan saja kak..aina enti?dari mana ni?tetiba muncul kelibatmu di belakang.. jzkh tegur ana.." pantas ku hadiahkan senyuman..

"nak selesaikan kertas kerja sikit dik, dalam otw ke ofis. itu yang akak ternampak enti. limadza? awat penat semacam muka ni?"

subhanallah, pantas beliau membaca tafsiran wajahku..

"x adalah kak, ana baik2 saja iA. penat sikit, x usah dilayan..nanti bermalasan pula, tubuh lagi tidak sihat kondisinya."
tetiba pantas ana jadi teringat sahabiah akhwat lain, mereka sama sekali meminati ukhti di hadapanku ini..
" hrm ustazah, ana nk minta sign sikit bleh, ehe..saja hadiah bermakna buat akhwat fillah.boleh izinkan ana?"

terlihat senyum lembut, mendamaikan sesiapapun yg melihatnya..

"enti masih seperti dulu dik..."

seraya itu, tiada sengaja keningku berkerut, tidak memahami...
pantas mengagak, lalu beliau menyambung bicara, mengajak kepada perbualan yang santai..
"iyalah, masih mengutamakan orang lain dari dirimu sendiri.masih mencari keharmonian kerukunan ukhuwah..jujur akak melihatmu, tak pernah jemu meraikan sahabat2, menghulur cinta berterusan...jangan sampai patah hati, berbaik sangka selalu ya.."

Allahuakbar, tetiba terasa dalam sesaat dua itu, melampau untuk ku terima bicara dari nya..terlampau memuji.

"akak qani'ah, ana ni dhaif sangat, dan masih lagi dhaif kak..sungguh teramat kerdil ana rasa kala ni bila dengan akak ni. entah la kenapa kak, kapan saja masanya sahabat memuji, masyaAllah janganlah sampai terlihat dari perlakuan ana, bicara ana, perbuatan yang boleh membawa kepada tarikan sekililing..masyaAllah nyata musafir ana teramat jauhnya kak. manakan bisa nak dibanding sama ukhti qani'ah di hadapan ana kala ni...astaghfirullah, jujur, ana menginsafi kejahilan dan kehinaan diri..perjalanan dalam dakwah ini begitu seni hingga sampai bikin hati ini tiada keruan..bahkan sepatutnya seni itu harusnya asbab kepada sakinah diri..harus gmna jer kita harus pandu menurut kematangan dalam diri masing-masing...
Allahuakbar, maafkan ana ukhti...ringan aja nak curhat pada akak, ehehe..." tercetus ketawa dari ku yang menipu.. benar..ketawa kecil itu cuma sebagai alasan demi mengelakkan apa yang sedang dirasakan dalam qalbu ku..
'ah hati kecil, kau kenapa? ' getus naluri ku saat itu..

saat yang berlalu semakin indah, lebih mengindahkan damai di jiwa tatkala telapak tangan nya memegang lembut tanganku lalu mengusapi persis kasihnya umi pada anak kecil..'Allah damainya...' sempat hatiku merasa ketenangan di situ.

lalu dalam lembut nadanya, " ya ukhti solehah srikandi jahsy. apakah enti melupai madah Allah buat kita dik? ukhti tahu kan, saban hari Allah beri kita ujian..lalu kenapa ujian itu terkadang payah? makanya adikku sayang, Dia itu sebenarnya menanti pula bisikan dari kita buatNya.. Dan minta saja pertolongan kepada Allah, dengan jalan SABAR dan mengerjakan sembahyang, kerana sesungguhnya kerana solat itu amatlah berat kecuali bagi orang-orang yang KHUSYUK... ( al baqarah:45)..
akak mengenali mu ukhti, jua mengenal setiap dari ukiran senyummu.. senyum yang tadi, seakan janggal bagi akak..benar kn?" getus ukhti soleh ini..

'masyaAllah dia ini tepat sekali ya Allah..' hati kecil takjub melihat kasih itu dari beliau. yang memang benar, hati ku kala ini sarat dengan pelbagai rasa yg membungkam lama.barangkali sahaja dek ukhuwah ku begini, atau barangkali dek kerana anak-anak usrah..atau juga dek kerana mujahadah...dalam perjalanan menuju mujahadah, pasti saja ada onak durinya..mehnah Allah itu setia selagi mana kepada insan2 yang semakin mencari Allah..
'barangkali aku antara insan itu, SPIRIT DA'WAH terkadang kuat, terkadang lemah.. ah senangnya kau jiwa, menjadi bahan eksperimen syaitan iblis untuk menganggu gugat iman milik seorang pencinta Allah..' ya Allah, jiwa menginsafi kejahilan diri..

" yang jujur kak, ana cuma kelelahan sikit..tiada masalah barangkali, namun asbab letih itu terkadang bikin ana keributan.. sudah tidak 'alim menjaga diri, jaga iman..terkadang hubungan still tak settle dengan sesetengah akhwat, tak settle dengan tugasan selaku 'abid dan tolib ilmi.Allah, ana buntu la terkadang..lalu, senyum ini jadi payah pula..starting from that, hukuman halus dari Allah pada diri ana, hatiku tiada tenang ya ukht...justeru itulah mungkin telah terjadi masalah tanpa ku sedari..masyaAllah jazakillah katsir, akak telahpun menegur ana secara tidak lansung...setidaknya penat ini tidak akan ana bawa biar sampai merosakkan safar dakwahku pada..alhamdulillah, Allah benar..ujianNya bukan sengaja untuk melelahkan, bahkan demi asbab kebaikan diri..izzahnya sesetiap ujian itu.." ringan bicaraku menyelitkan nasihat buat diri sendiri..
" terkadang kita tiada sedar bila hadirnya ancaman futur itu, kan akak.?masyaAllah futur umpama virus sekecil zarah yang tampak mudah pada perkataannya, namun besar asbabnya buat daie/ah..justeru pembawakan dakwah kian longgar, astaghfirullah bagaimana kalau2 SPIRIT ITU tiada lagi.."sambung bicara ku pada ukhti qani'ah ini..

dalam prihatin mendengarku, ustazah FS tiada jemu membenarkan senyumannya selalu buatku. ya Rabbi, mendamaikan, nyata ada ruang keselesaan di situ antara kami berdua.entah kali yang ke berapa sudah daku bawa muara hati kepada beliau..
'Allah yubarik fiek ukhti qani'ah...'

"alhamdulillah, akak pula cemburu samamu dik..iya walau apapun masalah dan gmna jua lelah itu dalam benak enti, tanda enti beruntung sesunguhnya..beruntunglah dikau adikku mawar berduri, lantaran selalu diberi ujian Allah swt..tanda Allah sayang padamu srikandi jahsy dan lebih2 lagi, tanda enti kala waktu ini sedang menerima perhatian dari Nya..waduh, iri akak padamu...katakan ukhti, siapa di kalangan kita yg tidak mahu menjadi perhatian Allah? pastilah kita mengingini perhatianNya selalu..tingkatan ujian semakin meninggi kala semakin enti MENCARI ALLAH ya ukhti..."

'...tingkatan ujian semakin meninggi kala semakin enti MENCARI ALLAH ya ukhti...' Allah, tersirap darahku, benar sahih sekali apa yg diucapkan beliau.

"enti berhak merasa lelah, namun jaga lelah itu. jangan sampai menjadi natijah yang tidak enak buat qalbumu.. jangan pernah pun untuk MOGOK kepada Allah. iA janji Allah benar adikku. sakit itu, tanda cinta Allah padamu.. lelah itu, tanda prihatin Allah.. dan SPIRIT itu, tanda kedekatanmu degan Ilahi kita, Allah swt... iA enti dan sahibahmu sedang berproses untuk menjadi manusia terbaik pilihan Allah kelak, amin... iA jua semua kita miliki kapasiti yang berbeda, namun tidak ada yang bisa menilai, bahawa yang satu lebih baik dari yang lain.." ukhti qani'ah terhenti.

dan menyambung taujih itu, "lalu semuanya bermula dari hubungan keterikatan dengan sesama akhwat dan semua makhluk Nya yang lain..benar katamu, settle hubungan terlebih dahulu dengan sahibah2mu, settle segala prasangka kepada Allah kemudiannya dan settle lah semuanya hutang piutangmu dengan seluruh isi alam..dengan itu, dakwah kita akak percaya sukses 'ala kulli haal... beri apa yang termampu pada keluargamu, sahibah akhwat, anak2 usrah..namun jgn pernah sesekali menuntut mahar (balasan) pula dik. itulah asbab kecil sekecilnya yang bisa membawa kepincangan dalam hati dan seterusnya membawa kepada hubunganmu dgn para sahibah.. dan itulah manusia, hal yang kecil selalu saja diabaikan..hanya nampak harimau dari nyamuk, walhal nyamuk itu lebih bisa, nauzubillah..fikir-fikirkan.." seraya beliau kembali mengusap tanganku..

aneh sekali insan dihadapanku ini, gmna dia begitu memahami apa yang ada dalam benakku..ya memang sedari awal pagi sebelum bermula kuliah, fikiranku serabut 1001 macam.. diuji dengan ujian yg sungguh, memenatkan..terkadang letih hingga waktu jamah dan tidurku tiada keruan.terlalu banyak pula utnuk ku huraikan satu persatu apkah bentuk ujian yg dialami, namun daku percayai bukan sahaja diri ini yang menjadi pilihan Allah, bahkan ratusan insan beriman di luar sana turut diuji perihal yang sama...

" jazakumullah wahai akak, nyata liqa' ini memang 1 kedamaian. hanya ingin ku pinta darimu berupa autografnya, terus mengajak kita kepada bualan yang penuh makna.. usrah selalu menghibur tidak kira di mana pun keberadaan kita ukhti..ya ukhti qani'ah, semoga rahmat Allah selalu bersamamu..cukup jelas peringatan darimu, taujihmu lembut mengingatkan tugasan yg harus terus ku bawa, anak2 menanti ku..segala prasangka mohon dimudahi Allah untuk ku lontar jauh2..demi asmaNYA, dakwah ini SENI yang cukup halus dan ia bukan untuk orang yang MANJA.. astaghfirullah, semoga ana sempat menutup masaku pada hari ini dengan insafi kembali.." dan senyuman mendamaikan jua hadiahku buat insan di hadapanku ini..meski beliau lagi punya urusan, namun tiada yang memberatkan langkahnya tika itu untuk bertaut hati bersama..
alhamdalah ini yang dinamakan nikmat dari kemanisan Iman..

"ok dik, akak harus segera kembali ofis..masyaAllah akak kangen lagi untuk bertemu denganmu.." sambung beliau, ukhti FS..

"oh ok2...." sambutku.

setelah bersalaman, dalam derap langkahnya kaki miliknya berhenti seraya menoleh ke arahku semula.. "oh iya, di mana harus akak sign autograf? "

di saat itu juga, tercetus ketawa kedua kami, masyaAllah..

* ukhti qaniah FS, jazakillah tiada pernah jemu dan bosan untuk ku acapkali ucapkan..taujihmu bisa kembali membawaku mengenal Allah..
SPIRIT ITU, semoga kau setia dalam qalbuku dalam perjalanan kita meraih Allah swt...

~post by ummujahsy...

Jumaat, 9 Mac 2012


assalamualaikum...
anak2 usrah, kntum rindu yang kian lama terpendam, baru kini saatnya ku bisa menyair di sini. semoga kita bisa direzekikan lagi untuk menyua sapa sampai kapan pun nafas ini...
sungguh demi asma'Nya lah kita mencintai sesama kita...
buat kalian anak-anak...Bulatan Gumbira Kita...

"Pagi menanti petang,
Petang menanti gantinya malam,
Dan malam itu,
Seakan tiada mahu minitnya berdetik.....
Malamnya itu, kami bertemu dalam labuhnya tirai malam.
Dengan keriangan BULATAN GUMBIRA..

Meski hujan, teriknya panas sang matahari,
Namun langit itu,
Tetap jua menjadi saksi,
Dalam laskar pelangi,
BULATAN GUMBIRA tsabat dihadiri.....

Dalam gumbira bulatan iu,
Tergesel lutut bertemu..

Meratahi setiap wajah Qader bermutu,
Nyata ada kilau mawar berduri,
Saat itu,
Sang murabbiah puas hati,
Pada kalian, Cintaku demi Ilahi,
Mencari sinar dari sirna tawadhu' hati,
Maka sungguh,
Kalian sangat ku cintai....

Anak-anak...
Tiadaku pernah lelah dalam mengasihimu,
Tidak pernah lelah menyeru kalian mencintai Murabbi Teragung,
Allah azzawajal....

Anak-anak usrah..
Ayuhla, rindu pada syahid itu, dan mati kita,
Pada jalan mulia..

Dari wadah itu,
BULATAN GUMBIRA kita....."

BAGAIMANA SENINYA DAKWAH RASULULLAH..


Perjuangan Islam itu sangat seni. Bukan semua orang nampak, sebab itu umat Islam huru hara di dunia ini. Berani sudah ada, usaha gigih, mana ada umat Islam tak berjuang? Semua gigih berjuang, ramai pula, tapi mana ada kejayaan? Makin hina sebab berjuang tidak ada seni. Sikit-sikit nak tembak orang, hendak mengata orang, itu bukan seni.

Islam itu halus dan berseni. Contohnya dengan dakwah boleh boleh mengetuk fitrah orang, boleh orang senang hati,tengok sahaja sudah jatuh hati. Itulah watak benda yang seni. Kalau kita berjuang tidak berseni, macam kita dengar orang pukul besi, dengar sahaja tidak larat, fikiran perasaan serabut pasal tidak seni. Berjuang yang tidak seni seperti pukul pahat sana sini, akhirnya sakit jiwa.

Islam itu seni. Mari kita lihat bagaimana seninya Rasulullah SAW,

Kisah 1 :

Satu hari baginda bawa Sayidina Umar. Rasulullah tahu Umar ini siapa. Umar ini berani, jiwa kuat, sebelum masuk Islam sudah pernah bunuh orang.

Satu hari Baginda mengajak Umar pergi tengah padang pasir, Rasulullah bawa ke satu lembah, wadi. Di situ ada bangkai unta, kuda, kambing, kepala manusia pun ada, tengkorak manusia pun ada.

Rasulullah kata, “Hai Umar apa kau lihat di sini, ini tempat busuk, bangkai binatang ada, manusia pun ada. Dulu mana ada undang bunuh, tangkap, bicara mana ada, bunuh campak sahaja”.

Bila Sayidina Umar lihat ada bangkai binatang dan manusia di situ, dia berkata pada Rasulullah,

“Ini bangkai wahai Rasulullah, campur antara bangkai manusia dan binatang”.

Rasulullah jawab, “inilah hakikat dunia, orang buru dunia senasib dengan yang kena buru”.

Ini seni. Mana ada tok guru yang ajar begini, kalau di masjid tok guru sekadar bersyarah, mana ada tok guru bawa murid lihat bangkai dan bersyarah depan bangkai tentang dunia?

Kisah 2 :

Berlaku juga di zaman Rasululah, orang-orang badwi yang baru peluk Islam, orang badwi ini tidak faham adab, tidak bertamaddun, walaupun dia masuk Islam tapi banyak lagi yg dia tidak faham. Satu hari dia berada di masjid, dia kencing dalam masjid. Rasulullah ada sahabat-sahabat pun ada. Walaupun badwi itu juga seorang sahabat tapi dia baru dididik.

Sahabat-sahabat yang lain apabila melihat keadaan itu naik berang juga, sedangkan wahyu belum sempurna, sahabat ikut apa yg turun waktu itu. Banyak yang mereka tidak tahu lagi, sebab itu ada sahabat yang marah, sahabat nak bertindak. Tapi Rasulullah kata, “Tidak apa, biarkan“. Kemudian Rasulullah yang cuci najis, buang, basuh, semua.

Itukan seni. Rasulullah SAW tidak marah, jadi sahabat-sahabat lain yang menyaksikan perbuatan Rasulullah itu rasa malu. Rasulullah bukan sahaja tidak marah malah tolong basuhkan pula.

Sahabat-sahabat lain pun terdidik sama dan yang terkencing itu pun turut insaf. Rasulullah tidak marah, dia basuh. Jadi kedua-duanya terdidik. Sahabat menjadi tahu teknik berdakwah, yang terkencing itu insaf.

Sebenarnya Islam itu seni, kalau tidak seni orang tidakkan boleh ikut.

Kisah 3 :

Satu hari Rasulullah bawa duit 2 dirham, baginda ke pasar. Di tengah jalan jumpa budak sedang menangis, rupanya dia adalah hamba pada seorang perempuan. Bila lihat budak itu menangis Rasulullah tanya mengapa.

Budak itu jawab, “Saya dibekalkan oleh tuan saya duit 2 dirham nak beli sesuatu, tapi duit itu dah hilang, itu yang saya takut. Biasanya kalau saya salah kena pukullah”.

Bila mendengarnya Rasulullah pun terus bagi duit pada budak itu. Setelah selesai membeli belah budak itupun balik, di tepi jalan Rasulullah jumpa lagi budak itu menangis lagi.

Lalu Rasullah bertanya, “Mengapa menangis? Bukankah saya sudah beri duit?”

Budak itu menjawab, “Tadi saya menangis kerana hilang duit, yang menangis kali ini kerana saya terlewat nak balik, biasanya kena marahlah”.

Lalu Rasullah berkata, “Kalau begitu tak apalah, saya hantar”.

Lalu Rasulullah pun hantarlah. Bila tuan dia tengok Rasulullah, dia pun malulah hendak marah pada hambanya.

Itulah contoh seni di dalam berdakwah yang dibawa panduan oleh Rasulullah SAW.